Innerchild merupakan sekumpulan peristiwa baik atau buruk yang terjadi di masa kecil. Peristiwa tersebut akan membentuk respon, sifat, dan sikap seseorang saat tumbuh dewasa. "Sebagai orang tua saya merasa dapat sekali pesannya bahwa ya hati-hati dengan inner child dari anak kita sendiri. Fatele Tari Perang - niasoke Indonesia memiliki banyak suku yaitu sekitar suku bangsa menurut data BPS tahun 2010. Masing-masing suku memiliki ciri khas dan bahasa daerah yang berbeda-beda. Salah satunya adalah suku Nias yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Beginilah sikap dan perilaku masyarakat Nias yang berada di Kepulauan bekerjasama dan bergotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan peribahasa nias atau amaidola “Aoha noro nilului wahea, aoha noro nilului waoso, alisi tafadaya-daya, hulu tafadaya-daya”.Gemar melaksanakan owasa pesta besar. Pada zaman dahulu owasa tidaklah sembarangan untuk dilaksanakan, kepada setiap orang yang telah melakukan owasa maka berhak mendapatkan gelar sanuhe Kepala. Namun pesta sekaran yang dimaksud seperti pesta pernikahan, kematian, kelahiran dan acara-acara ucapan syukur menghormati tamu, setiap tamu yang datang akan disuguhkan sirih afo sebagai wujud penghormatan kepada tamu tersebut. Afo sering kita temui di acara-acara penting adat dipuji, disanjung, dan sangat mempertahankan harga diri. Hal ini dapat dilihat dari peribahasa “Sokhi mate moroi aila” Labih baik mati daripada malu. Hal ini dapat diartikan secara postif maupun negatif. Secara positif diartikan masyarakat Nias adalah masyarakat yang berbudaya, bermatabat dan beradab, sehingga lebih baik mati untuk mempertahankan itu dari pada harus menanggung malu. Jika diartikan secara negatif, masyarakat Nias sulit maju, sulit berkembang dikarenakan mempertahankan gengsi dan harga berdamai, perilaku masyarakat yang penuh cinta kasih, rukun dan damai menjadi keseharian masyarakat Nias, ini dibuktikan dari kebiasaan masyarakat Nias yang suka berkumpul dengan keluarga besar. Mudah tersinggung, dalam hal yang menyangkut unsur suku dan adat istiadat apabila yang kurang sesuai ini bisa menjadi salah satu pemicu yang kuat untuk aturan, pada dasarnya masyarakat Nias memegang teguh budaya yang dimiliki dan taat aturan. Hal ini terbukti dari kebiasaan yang dilakukan masyarakat Nias dalam keseharan, mulai dari pernikahan, kelahiran, pemberian nama anak hingga kematian. Semua telah ditulis dalam aturan kebiasaan sesuai kesepakatan dan beberapa sikap dan perilaku masyarakat Nias yang berada di Kepulauan Nias. AlBaqarah: 84). Apabila terjadi peperangan di antara kedua belah pihak, maka masing-masing berpihak kepada teman sepaktanya. Orang-orang Yahudi pun terlibat pula dalam peperangan ini hingga ia membunuh musuhnya, dan adakalanya seorang Yahudi membunuh Yahudi lain yang berpihak kepada musuhnya. Padahal perbuatan tersebut diharamkan atas diri
Karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagaimana disyarahkan oleh Syekh Muhammad Nawawi Banten mengutip keterangan ulama yang menyebutkan 10 sifat paling dibenci Allah SWT pada karyanya Nashaihul Ibad. Karya Imam Al-Asqalani menyebut 10 sifat buruk yang patut dijauhi. Syekh M Nawawi Banten dalam karyanya Nashaihul Ibad pada halaman 63 mengatakan bahwa sifat-sifat buruk yang dibenci Allah sebenarnya lebih dari sepuluh. Hanya saja 10 sifat ini merupakan sifat yang paling dibenci Allah. ŰŁÙƒŰšŰ± ŰšŰș۶ۧ من ŰșÙŠŰ±Ù‡Ù… Artinya, “Tetapi 10 hal ini paling dibenci dibandingkan hal lainnya,” Syekh M Nawawi Banten, Nashaihul Ibad, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah tanpa tahun], halaman 63. Imam Al-Asqalani menyebut secara rinci 10 sifat-sifat buruk yang perlu dijauhi 1. Kebakhilan orang kaya. Sifat bakhil melenyapkan sifat kemanusiaan dan menetapkan sifat kebinatangan. 2. Kesombongan orang fakir miskin. 3. Ketamakan ulama. 4. Kehilangan rasa malu kalangan perempuan. Syekh Nawawi mengutip hadits riwayat Ad-Dailami yang artinya, “Orang yang tidak memiliki rasa malu, maka tidak ada agama padanya. Siapa saja yang tidak malu di dunia, niscaya ia tidak masuk surga.” 5. Cinta duniawi hubbud dunya orang-orang tua setengah baya ke atas. 6. Kemalasan anak-anak muda. 7. Kezaliman penguasa. Syekh Nawawi mengutip hadits riwayat Al-Hakim yang artinya, “Siapa saja yang meridhai penguasa dengan sesuatu yang membuat Allah murka, niscaya ia telah keluar dari agama Allah.” 8. Rasa takut para tentara/militer dalam menghadapi musuh. Rasa takut adalah kelemahan jiwa yang merintangi tentara untuk berhadapan dengan tentara musuh. 9. SIkap ujub ahli zuhud. Syekh Nawawi mengutip hadits riwayat Abu Nu'aim yang artinya, “Siapa saja yang memuji dirinya sendiri atas sebuah amal saleh, maka pujiannya itu salah jalan dan gugurlah pahala amalnya.” 10. Sikap riya para hamba Allah yang ahli ibadah/ubbad. Syekh Nawawi Banten mengutip hadits riwayat Ad-Dailami yang artinya, “Waspadalah kalian mencampur ketaatan kepada Allah dengan menyukai pujian manusia karena dapat mengugurkan amal kalian.” Syekh Nawawi Banten menambahkan catatan pengecualian atas pujian orang lain tanpa ia sendiri menyukainya karena hal itu tidak termasuk riya. Syekh Nawawi Banten mengutip hadits riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Dzar RA yang mengisahkan pertanyaan sahabat, “Bagaimana pendapatmu wahai Rasul tentang seseorang yang berbuat baik dan orang lain memujinya?’ Rasulullah SAW menjawab, Demikian itu adalah kabar gembira yang cepat bagi orang beriman.’” Semua ini patut menjadi catatan agar masing-masing orang dapat berbuat sesuatu sesuai dengan kapasitasnya dan menjauhkan sifat-sifat tercela. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan Sumber Ini 10 Sifat Paling Dibenci Allah SWT
Teskepribadian kali ini akan mengungkap sifat buruk apa yang kamu miliki. Apa yang terpikir oleh Anda saat mendengar kata “naif”? Kebanyakan orang menganggap naif sebagai sesuatu yang buruk. Padahal, naif memiliki arti luas yang bisa bermakna positif maupun negatif. Simak uraian berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut. Apa itu naif? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI naif memiliki dua arti. Pertama, naif artinya sangat bersahaja, tidak banyak tingkah, lugu karena usia muda dan kurang pengalaman, dan sederhana. Kedua, naif artinya celaka, bodoh, dan tidak masuk akal. Hal ini menunjukkan bahwa naif memiliki arti luas, bisa positif maupun negatif, tergantung kondisi atau situasinya. Lantas, menjadi orang naif itu baik atau buruk? Orang naif adalah orang yang polos, kurang pengalaman, kurang bijaksana, dan terlalu lurus. Pada kondisi tertentu, sifat ini mungkin terkesan buruk karena bisa sangat mudah percaya atau dimanfaatkan orang lain. Namun, pada beberapa kondisi, kenaifan tak selamanya buruk. Sifat ini bisa membawa rasa optimis terhadap sesuatu. Kenaifan Anda mungkin tampak sebagai itikad baik atau kebaikan hati bagi orang lain. Ciri-ciri orang naif Untuk lebih memahami apa itu naif, Anda perlu mengenali ciri-ciri orang naif berikut ini Mudah percaya dan terlalu percaya pada orang lain meskipun telah berkali-kali dibohongi Mudah tertipu Mudah dan sering dimanfaatkan orang lain Mudah dipengaruhi orang lain Kurang memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam hidup Usia terlalu muda Sangat bergantung pada orang lain dan tidak dapat berfungsi tanpa orang lain Kurang mampu memahami pembicaraan Selalu terlindungi, misalnya memiliki orang tua yang overprotektif Takut menerima tantangan, tidak mau mengambil risiko, dan enggan keluar dari zona nyaman Sifat naif pada seseorang bisa dipengaruhi oleh usia. Anda mungkin memiliki sifat naif karena masih muda, sehingga kurang bijaksana dalam memandang sesuatu. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman saat masih muda juga bisa membuat seseorang menjadi naif. Sebuah penelitian yang dikutip Science Daily menyatakan bahwa orang yang lebih tua cenderung lebih baik dan lebih akurat dalam memperkirakan sesuatu dibandingkan anak muda. Pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak adalah faktor yang mendasarinya. Cara mengatasi sifat naif yang negatif Pada dasarnya, sifat naif bisa diubah. Anda mungkin khawatir sikap ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Untuk itu, Anda perlu menjadi lebih bijaksana dalam menyikapi sesuatu tanpa mengurangi rasa optimisme atau kebaikan hati Anda. Berikut ini beberapa cara mengatasi sifat naif yang negatif sekaligus memperbaiki diri Anda Luangkan waktu untuk introspeksi diri serta mengenali perasaan dan pikiran Anda. Luangkan waktu sejenak untuk berpikir sebelum mengatakan atau melakukan sesuatu. Luangkan waktu untuk berpikir dan melihat sesuatu dari segala sudut pandang sebelum mengambil keputusan. Tingkatkan kewaspadaan dan selalu berhati-hati. Tingkatkan kesadaran, fokus, dan konsentrasi, serta hindari terhanyut dalam pikiran Mendengarkan dengan penuh perhatian. Tingkatkan pengetahuan dan pengalaman dengan membaca, mengikuti pelatihan atau webinar, mendengarkan podcast, atau melakukan hal-hal baru. Tetap percaya pada orang lain, tetapi belajarlah untuk mengenali tanda-tanda kebohongan orang lain agar tidak mudah dibohongi. Networking atau berikan kesempatan pada diri Anda untuk bertemu dan berkenalan dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Jangan takut untuk mempercayai firasat Anda.. Catatan dari SehatQ Naif adalah suatu sifat yang bisa dimaknai dengan positif maupun negatif. Sifat yang terlalu naif mungkin membuat seseorang lebih mudah tertipu atau dimanfaatkan orang lain. Di satu sisi, kenaifan bisa membantu Anda lebih optimis dalam melihat sesuatu. Hal terpenting adalah terus belajar dan berani melihat dunia luar lebih luas agar pengetahuan dan pengalaman lebih kaya. Ini bisa menghindari Anda dari sifat naif yang negatif. Dengan begitu, Anda juga bisa lebih bijaksana dalam menyikapi sesuatu. Jika masih ada pertanyaan seputar apa itu naif atau masalah pada perilaku lainnya, Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Inimenyindir sifat buruk manusia yang terkadang menganggap rendah sesamanya, tetapi kemudian menunjukkan rasa persahabatan (kedekatan) ketika orang itu mendapat keberuntungan dalam hidupnya. Kalimat pendek ini sering kita dengar kalau kita bertamu ke rumah orang Nias, sebuah ungkapan merendah.
Berbagai suku di Nias ”Pulau Nias ini diduduki oleh sejumlah besar suku-suku.“ Beginilah ditulis oleh Edrisi pada tahun 1154. Edrisi lahir pada tahun 1099 di Ceuta, studi di Cordua, kemudian mengadakan perjalanan panjang dan akhirnya menetap di Sisilia. Untuk raja itu dia menulis suatu buku geografis yang cukup tebal. Antara lain Edrisi menulis tentang pulau Niyan Nias, bahwa “padat penduduknya”, bahwa disitu ada “satu kota besar” dan bahwa “pulau ini diduduki oleh sejumlah besar suku-suku.” Tradisi lisan di Gomo menyebut 6 leluhur atau suku yang diturunkan dari Ibu Sirici. Mereka ini tergolong sebagai penghuni pertama di pulau Nias. Mereka ini secara singkat diuraikan dalam silsilah orang-orang Nias oleh dua Misionaris, Sundermann dan Thomas, sesuai dengan tradisi lisan pada waktu itu, sekitar pada tahun 1885 . Kedua misionaris itu menyebut 2 pohon silsilah tambo. Pohon pertama menyebut penghuni asli Nias yang dinilai kurang manusiawi atau seperti hantu dan roh jahat. Dan baru kemudian diuraikan keturunan yang sungguh manusia niha dalam pohon kedua. Orang Nias menyebut diri mereka sebagai Ono Niha anak-anak dari manusia dan pulau tanah air mereka disebut Tanö Niha tanah manusia. Ia turunkan anaknya yang ke-6, Ibunda Sirici. Lukisan dari P. Johannes M. HĂ€mmerle. Penghuni Nias yang pertama Grup Etnis dari bawah niha moroi tou Inilah manusia dari dunia bawah [moroi ba mbanua tou], penghuni gua yang tergolong periode awal Mesolitikum. Mereka menganut budaya epi-paleolitik Hoa Binh yang terkenal dari Vietnam. Terbukti melalui ekskavasi di Gua Tögi Ndrawa di dekat Gunungsitoli pada bulan Agustus 1999 oleh Museum Pusaka Nias bekerjasama dengan Universitas Airlangga. Batu yang di gunakan manusia yang di temukan di Gua Tögindrawa. Ekskavasi berikut oleh Balai Arkeologi Medan. Tögi Ndrawa, artinya Gua Orang Asing. Gua ini sudah dihuni lebih tahun yang lalu. Leluhur mereka disebut Latura Danö atau Nazuwa Danö atau Ba’uwa Danö. Ada beberapa variasi namanya. Masalahnya, dalam penelitian DNA patriliniar Y-Chromosom keturunan mereka tidak ditemukan. Gen mereka belum ditemukan pada masyarakat Nias yang hidup saat ini. Grup Etnis yang berkulit putih niha safusi Leluhur mereka Bela, dan mereka disebut Ono Mbela anak dari Bela. Ekskavasi di Gua Tögi Ndrawa dilakukan, karena tradisi lisan bicara tentang manusia gua. Ternyata benar. Tradisi lisan tidak boleh diremehkan. Lebih banyak lagi tradisi lisan bicara tentang suku Ono Mbela, yaitu manusia yang hidup di atas pohon. Mereka pemilik hutan dan marga satwa di rimba sokhö utu ndru’u. Manusia dari etnis atau suku lain yang hendak memburu di hutan, harus minta izin dari mereka dengan memberi persembahan sesajen. Pada tahun 1985 masih dapat dilihat persembahan yang diletakkan di bawah pohon. Grup Etnis di Sungai cuhanaröfa Leluhur mereka oleh tradisi lisan di Nias disebut Cuhanaröfa. Grup Etnis dengan kepala besar sebua gazuzu Leluhur mereka Nadaoya, yang dipandang juga sebagai roh jahat atau iblis yang memangsa. Grup Etnis di Sebelah bawah air terjun sihambula Disebut juga Sihambula yang tinggal di sebelah bawah air terjun dan Awuwukha, yang tinggal di jurang terjal. Grup Etnis di sebelah bawah air barö nidanö Tiada kemungkinan, orang hidup di bawah air. Besar kemungkinan, orang yang dimaksudkan disini adalah orang atau satu suku yang tenggelam dalam Tsunami. Bagi mereka ini dipakai juga istilah Bekhu Nasi hantu laut. Ternyata, bahwa suku Niha manusia yang menuturkan tradisi lisan, mengutamakan sukunya sendiri dan tidak mau membuang untuk menceriterakan kepada kita berita tentang penghuni pertama di pulau Nias. Siapakah orang-orang ini dan apakah mereka benar-benar ada? Sudah pasti ada orang-orang di pulau, sebelum kelompok etnis saat ini tiba. Hal ini dikonfirmasi oleh catatan sejarah dan penelitian arkeologi. Beberapa kelompok yang dijelaskan ini mungkin hanya cerita mitologi, tetapi yang lain, terutama orang yang tinggal di gua dan di pohon, memang ada. Mereka kemungkinan adalah kelompok suku Austronesia yang telah diisolasi di Nias. Beberapa orang Nias sekarang memiliki rambut keriting, yang mungkin merupakan hasil gen dari penghuni-penghuni pertama di Nias. Penghuni Nias yang disebut Niha manusia Menurut mitologi mereka, orang-orang Nias awalnya, hidup di dunia atas surga, dan nenek moyang asli menurunkan mereka ke bumi Pulau Nias. Grup Etnis dari atas moroi yaĆ”a Niha manusia Ibu Nazaria menurunkan satu orang leluhur dari grup manusia itu. Belum jelas siapa dia itu, entah Ho atau Hia atau Hia-Ho. Dalam Hoho disebut Ho pada awal mula Ho ba mböröta. Penelitian DNA menemuka kesamaan suku Nias dengan suku-suku di Filipina dan Taiwan. Sedangkan suku-suku asli di Taiwan berasal dari Yunan, Cina Selatan. Saudara jauh? Kiri suku-suku di Taiwan. Kanan suku-suku di Filipina. Dalam ke-2 silsilah tertua yang ditulis oleh Sundermann dan Thomas diakui, bahwa sudah ada suku-suku lain di Nias, sebelum suku Niha datang. Grup Manusia ditaksir masuk ke Nias sekitar tahun 1350 M. Mereka ini membawa kemajuan di sektor pertanian, peternakan, teknik menenun, pertukangan kayu, pandai besi, tukang emas yang datang dari Padang Lawas Sumatra, arsitektur rumah, adat-istiadat/budaya, penghormatan terhadap orangtua dan para leluhur, patung leluhur, budaya megalitik, silsilah, dll. Mengingat bahwa pada waktu itu dinasti Ming menguasai laut di Asia Tenggara sampai ke Afrika, mengingat juga bahwa pada waktu itu di Singkuang, kota di muara sungai Batang Gadis yang berhadapan dengan Nias, terdapat suatu koloni orang Cina serta satu galangan kapal lih. buku Tuanku Rao, maka sangat mungkin suku Niha di Nias berasal dari situ. Terdapat cukup banyak indikasi untuk teori itu. Sebagai suatu perbandingan kita dapat melihat suku Mandailing, yang merupakan suatu suku campuran antara Jawa, Cina dan Bugis. Para leluhur suku Niha yang terkenal adalah Ibunda Siraso, Hia dan Ho. Mereka berdomisili di Sifalagö Gomo. Penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Medan di Sifalagö Gomo menemukan bukti kehadiran Niha di Sifalagö Gomo pada tahun sekitar 1350 atau sekitar 600-700 tahun yang lalu. Imigrasi sebelum Hia? Leluhur Daeli, terhitung 42 generasi dalam silsilah. Leluhur Ho, terhitung 56 atau 59 generasi dalam silsilah. Leluhur Sihai, Sirao, Luomewöna terhitung l/k 60 generasi dalam silsilah untuk marga Zebua . Leluhur Gözö/Baeha, terhitung ca. 40 generasi oleh marga Baeha di Lahewa. Leluhur Daeli berdiam di Tölamaera, Idanoi, dan Gözö di dekat muara sungai Muzöi. Ama Waigi Hondrö di desa Onohondrö menyebut juga suatu rumusan kuno ”Siwa götö niha me löna so Hia.“ Artinya 9 generasi sebelum ada Hia. Maka kita harus mengurangi sekitar 225 tahun dari tahun kelahiran Hia. Dengan melihat banyaknya generasi dari para leluhur di sebelah atas, maka kita harus memperkirakan kedatangan para leluhur itu jauh sebelum Hia. Dengan menghitung 25 tahun untuk satu generasi, imigrasi mereka boleh jadi sbb. Daeli pada tahun ± 950 M , Ho pada tahun ± 600 M, Sihai/Zebua pada tahun ± 500 M, Gözö pada tahun ± 1000 M. Perhitungan ini tidak bermaksud untuk membenarkan angka-angka generasi dalam silsilah-silsilah tersebut di atas. Hanya menggambarkan suatu skenario untuk penelitian lebih lanjut atas sejarah para leluhur di Nias. Rumusan kuno berbunyi Ladada raya Hia, lafailo yöu Gözö, ladada Ho ba ndroi Gaidö, ya'ia börö zanatulö. Hia diturunkan di Selatan, Gözö diturunkan di Utara, Ho diturunkan di lembah Gidö, dia itu sumber perdamaian. Kelompok etnis lain di Nias Wanita dari marga Polem Suku Polem dari Aceh Pada tahun 1639, Iskandar Muda meninggal di Aceh. Tiga tahun sesudah itu, tahun 1642, suku Polem dari Aceh masuk ke Nias dengan memakai 7 biduk. Mereka berlabuh di beberapa tempat di pantai Timur pulau Nias, antara lain di muara sungai Idanoi yang sejak itu disebut Luaha Laraga. Keturunan mereka ditemukan di desa Mudik dan juga di To’ene. Peninggalan dari zaman itu adalah 2 meriam besar yang dapat dilihat di Pendopo di Gunungsitoli dan di depan mesjid tertua di Mudik. Suku orang Bugis Orang Bugis tinggal di pulau-pulau kecil di seluruh Indonesia. Suku Bugis terkenal sebagai perantau. Dalam tradisi lisan Nias terdapat beberapa petunjuk tentang kehadiran mereka di pulau Nias Laowö Maru di sebelah selatan Gunungsitoli, Masa di hulu sungai Oyo Ulu Noyo, Bahoya di Mazinö dan Bekhua di Telukdalam. Tetapi kini, mereka tidak ada lagi di situ. Keturunan mereka sampai sekarang ditemukan di Pulau Hinako, dan Sirombu dan di Pulau Tello. Di Nias, Bahasa Bugis disebut li mbekhua. Mereka sudah lama meninggalkan bahasa mereka sendiri. Namun bahasa itu masih tersisa dalam nama-nama pulau, nama Pulau Tello. Dulu di Makassar terdapat satu kerajaan dengan nama Tello. Suku Bugis di Hinako pernah diserang oleh orang Aceh dan hampir seluruh warganya dibunuh oleh orang Aceh. Keturunan orang Bugis masih ada di kepulauan Hinako, nama marga adalah Marunduri dan Maru'ao. Sekolah untuk orang Cina di Gunungsitoli 1951. Orang Cina Tionghoa Orang-orang Cina telah datang ke Nias sebagai pedagang selama ratusan tahun dan banyak dari mereka telah menetap di pulau. Keluarga-keluarga Cina telah tinggal di kota-kota dan desa-desa yang lebih besar di sepanjang pantai selama beberapa generasi. Di Gunungsitoli ada banyak orang keturunan Cina. Contoh marga orang Cina yang ada di Nias adalah; Lim Halim, Thio, Wong, Tan dan Gho. Bahasa Nias Bahasa ini sangat tua dan unik, belum diketahui dari mana asal usulnya dan belum dapat digabungkan dengan bahasa-bahasa lain dalam satu rumpun atau keluarga bahasa. Diandaikan bahwa setiap suku baru yang berimigrasi ke Nias, lama-kelamaan meninggalkan bahasa mereka sendiri dan kemudian memakai bahasa Nias bahasa penduduk yang sudah kian hadir di situ. Contoh terbaru ialah orang Bugis di Hinako. Sekitar tahun 1800 mereka meninggalkan bahasa Bugis. Begitu juga keturunan Polem yang beradaptasi di Nias dan berbicara bahasa Nias. Contohnya di desa Mudik. Namun seringkali masih terdapat relik-relik dari bahasa ibu sendiri yang dipertahankan. Saat ini ada sekitar satu juta penutur bahasa Li Niha. Ini termasuk orang Nias etnis yang tinggal di pulau serta beberapa ratus ribu orang Nias yang tinggal di tempat lain di Indonesia. Patung Adu Zatua digunakan dalam pemujaan leluhur. Adat-istiadat dan hukum hada, böwö, huku, agama Secara umum diakui, bahwa adat-istiadat hada, böwö kita di Nias berasal dari Gomo. Tetapi ini tidak berarti, bahwa masyarakat Nias seluruhnya berasal dari Gomo. Pokok dari adat-istiadat seluruhnya adalah adat perkawinan böwö ba wangowalu. Bagian lain yang sangat penting adalah hukum yang dirumuskan pada pesta Fondrakö. Bagian lain lagi ialah agama para leluhur, yakni penghormatan terhadap orang tua pemujaan leluhur. Segala-galanya disampaikan dengan doa dan persembahan kepada orang tua yang telah meninggal atau kepada para leluhur. Segala-galanya dimohon dengan doa dari mereka. Struktur masyarakat Nias adalah patrilineal. Yang termasuk dalam suatu clan atau marga adalah semua orang yang berasal dari seorang leluhur laki-laki si sambua mo’ama. Perkawinan adalah exogamy. Putri-putri dikawinkan dengan suku lain. Atau pengantin perempuan diambil dari suku lain dengan melunasi mas kawin yang cukup tinggi. Dalam hal ini sangat penting untuk memperhatikan pihak Iwa saudara ayah calong mempelai perempuan dan uwu atau sibaya saudara dari ibu mempelai perempuan dihitung 8 generasi kembali. Orang Nias mengubah nama mereka ketika mereka memiliki anak. Mereka mengambil nama anak pertama yang lahir, terlepas jika itu adalah anak laki-laki atau perempuan. Orang tua laki-laki menambahkan "Ama" Ayah dan perempuan menambahkan "Ina" Ibu. Sebagai contoh jika pasangan memiliki anak disebut Sökhifao, orang tua akan dikenal sebagai Ama Zökhi dan Ina Zökhi. Teman dan keluarga akan menggunakan nama ini, sementara nama sebenarnya hanya digunakan untuk tujuan resmi. Tradisi ini masih digunakan di Nias saat ini. Hirarki desa Bangsawan wanita dari Nias Selatan. Orang-orang Nias mempunyai struktur hirarki dan dibagi dalam tiga kelas; bangsawan, orang biasa dan budak. Setiap kelas memiliki tingkat yang berbeda. Para ketua adalah yang tertinggi dari para bangsawan, hampir lebih dekat dengan para dewa dari manusia. Berikutnya adalah bangsawan yang terlibat dalam pimpinan. Pangkat rakyat biasa itu lebih fleksibel dan tergantung pada kekayaannya emas, babi dan budak dan kemampuan untuk memberikan pengorbanan yang diperlukan untuk pesta adat owasa. Budak dibagi dalam tiga tingkat; tahanan dari perang, orang yang tidak bisa membayar hutang mereka, dan penjahat dengan hukuman mati yang telah diampuni. Tawanan perang adalah kategori terendah dan kadang-kadang dikorbankan ketika sebuah kepala diperlukan untuk kegunaan upacara. Sebuah Masyarakat prajurit Sekitar abad ke-11 ketika budak-budak menjadi komoditas, Pulau Nias sering diserbu oleh orang luar. Akhirnya kepala suku Nias juga terlibat dalam perdagangan, dengan menjual musuh yang ditangkap dalam pertukaran untuk emasUntuk waktu yang lama, masyarakat Nias hidup dalam keadaan konflik yang terus-menerus. Sering di keadaan membela diri terhadap perampok budak atau terlibat dalam peperangan antar suku. Masyarakat Nias mengembangkan sebuah budaya perang, berfokus pada membangun pertahanan dan membuat senjata. Pemuda-pemuda dibesarkan untuk menjadi prajurit yang ganas dan pelatihan dimulai pada usia dini. Sebagai hasilnya Nias memiliki pejuang-pejuang kuat, tukang ahli pembangun dan tukang besi, tetapi petani atau nelayan yang kurang terampil. Menjadi prajurit tidak berarti bahwa orang itu selalu harus berjuang. Perencanaan strategis dan licik adalah keterampilan penting dalam masyarakat Nias. Strategi politik olah gerak antara desa dan öri adalah bagian dari perebutan kekuasaan yang konstan. Misalnya sebuah desa bisa berpihak dengan pasukan Belanda untuk menyerang mengalahkan musuh, hanya untuk beralih sisi kemudiannya. Siapa pun yang bisa membujuk orang lain untuk melakukan penawaran mereka dengan kata-kata saja adalah orang yang sangat dihormati. Seni pidato itu sangat dihargai, dan sampai hari ini orang Nias adalah sangat terampil pembicara publik dan memiliki keterampilan politik alami. Marga-marga Nias Di Nias ada sekitar seratus marga. Ini adalah sebagian dari marga yang terkenal HIA Berasal dari Börönadu, Gomo, Nias Selatan. Sekarang tinggal di Nias Barat. TELAUMBANUA Berasal dari Idanoi, Gunungsitoli. Sekarang tinggal di Gunungsitoli, Sawo dan Gomo. GULÖ Berasal dari Sungai Gidö, Nias. Sekarang tinggal di Gidö, Mau dan Mandrehe. ZEBUA Berasal dari Laraga-Ononamölö-Tumöri, Gunungsitoli. Sekarang tinggal di Tumöri, Gunungsitoli dan Mandrehe. HAREFA Berasal dari Onozitoli, Gunungsitoli. Sekarang tinggal di Namöhalu, Lotu dan Gunungsitoli. DAELI Berasal dari Onolimbu, Lahömi, Nias Barat. Sekarang tinggal di Nias Barat. DUHA Berasal dari Negeri To'ene, Nias Selatan. Sekarang tinggal di Teluk Dalam. HULU Berasal dari Gomo, Nias Selatan. Sekarang tinggal di Alasa. LAIA Berasal dari Gomo, Nias Selatan. Sekarang tinggal di Lölöwau, Gidö dan Lölömatua. WARUWU Berasal dari Sungai Gidö, Nias. Sekarang tinggal di Mau dan Mandrehe. Marga-marga yang lain Dachi, Halawa, Mendröfa, Ndruru, Gea, Zalukhu, Zega, Zendrato, Lase, Laoli.
Dania sangat suka sekali menduga-duga sesuatu dan berprasangka buruk terhadap sesuatu. 7. Libra. Libra adalah sosok yang mementingkan dirinya sendiri dan suka mengabaikan perasaan orang lain. Dan ia sangat rewel dan cerewet dalam segala hal. 8. Scorpio. Licik, itulah Scorpio. Terkadang untuk menguntungkan dirinya sendiri dia suka memanipulasi
ï»żSetiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, akan menjadi apa diri kita bergantung pada sifat yang mana yang hendak kita tonjolkan. Jika memilih untuk menonjolkan kelebihan dan meminggirkan kekurangan kita, tentu saja itu akan menjadi hal yang baik bagi diri kita sendiri ataupun orang jika kita malah menonjolkan kekurangan dan sifat buruk, tentu saja kita sendiri akan merasa tidak nyaman begitu pun dengan orang lain di sekitar. Berikut ini adalah sifat-sifat dan kebiasaan buruk yang sebaiknya kita hilangkan dalam diri agar hidup menjadi lebih dalam bahasa Indonesia berarti perasaan tidak percaya diri dengan apa yang ada pada diri sendiri karena membandingkan dengan orang lain. Percayalah, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya tidak perlu menganggap diri kita rendah hanya karena kita memiliki kelebihan yang berbeda dengan orang lain. Yang terpenting adalah kamu harus fokus dan tonjolkan kelebihanmu dan buatlah kelebihan itu mampu menutupi adalah berpikir secara berlebihan terhadap apa pun. Tidak ada hal yang harus dipikirkan secara berlebihan apalagi sampai mengganggu hidupmu. Hidup harus terus berjalan dan segala hal datang dan terlalu memikirkan satu hal hingga membuat hidupmu terganggu, tidur tidak nyenyak, dan makan tidak enak, kamu harus segera menghentikan kebiasaan tersebut. Selain dapat mengganggu kesehatan mentalmu, kebiasaan itu juga dapat merusak kesehatan Iri dapat dimungkiri bahwa zaman sekarang media sosial sangat menguasai kehidupan kita. Apa pun dapat kita bagikan lewat media sosial, termasuk hal-hal yang dapat dipamerkan, seperti benda-benda baru nan mahal, liburan mewah, hingga kebahagiaan bersama keluarga atau kita tidak pintar-pintar menata diri dan hati saat menggunakan media sosial, akan timbul rasa iri hati dalam diri kita. Melihat orang mengendarai mobil baru, kita akan iri karena masih saja menggunakan angkutan umum. Melihat orang bahagia dengan pasangannya membuat kita iri juga karena belum mendapatkan tatalah hati kita sebelum berselancar di dunia maya agar tidak timbul perasaan iri. Namun, jika kamu sulit mengontrol hati, mengurangi bermain media sosial akan menjadi pilihan yang bijaksana. Baca Juga Jangan Khawatir, Ini 5 Cara Hadapi Sifat Pasangan yang Masih Labil 4. orang punya masalah. Kualitas diri kita akan tampak dari bagaimana kita menghadapi masalah tersebut. Kebanyakan orang akan mengeluh dengan masalah yang mereka hadapi, merasa bahwa masalah merekalah yang paling mengeluh terhadap suatu masalah ini harus kita hentikan. Selain masalahnya tidak akan selesai, mengeluh juga menandakan bahwa kita mengecilkan Tuhan. Senantiasalah bersyukur agar masalah dalam hidup kita dapat terselesaikan karena setiap masalah pasti ada jalan Mudah sangat sering kita menghentikan usaha saat mengetahui bahwa usaha tersebut sepertinya akan sia-sia atau membutuhkan waktu yang sangat lama. Jika kamu tipe orang yang seperti itu, segera ubah ada usaha yang sia-sia. Jika usaha kita terasa sangat lama, bukan berarti usaha kita sia-sia, melainkan kita harus mencari jalan lain yang lebih baik. Alangkah lebih baik jika kita selesaikan dahulu upaya kita dan kita lihat hasilnya. Jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, itu artinya kita harus berusaha lebih keras lagi, lebih cerdas Menurunkan sering kita temui orang-orang yang mengubah target mereka hanya karena hasil dari usaha yang mereka lakukan tidak sesuai dengan tuntutan target mereka. Jika termasuk orang yang seperti itu, kamu harus ubah pola jangan turunkan target, tetapi tingkatkan upayamu. Menurunkan target sama dengan menyerah kalah pada keadaan. Jadi, jika gagal, coba lagi dengan upaya yang lebih keras, tetapi jangan turunkan, bahkan mengubah targetmu, ya!Itulah tadi sifat-sifat yang harus kamu hindari atau singkirkan dari hidup agar hidup menjadi lebih baik dan lebih positif. Baca Juga 5 Tanda Kamu Telah Kecipratan Sifat Buruk Orang Lain, Jangan Abaikan! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
SifatBuruk Orang Minang. Berikut adalah contoh pepatang Minang dan artinya untuk kehidupan seharihari "Adat biaso kito pakai limbago nan samo dituang nan elok samo dipakai nan buruak samo dibuang" Artinya Peribahasa di atas menjelaskan kepada kita untuk senantiasa memelihara sikap perilaku yang baik kepada diri sendiri maupun sesama.
Pengen tahu lebih banyak tentang Suku Nias? Berikut diuraikan bagaimana sifat dan karakter Orang Nias pada umumnya. Namun sebelumnya, perlu diketahui bahwa artikel ini tidak bertujuan untuk merendahkan apalagi menghina suku maupun identitas personal Nias, melainkan untuk berbagi pengetahuan umum yang dianggap layak dan bermanfaat. Dengan kata lain, publikasi konten ini dilakukan dengan itikad baik dan diharapkan memberikan manfaat positif kepada pembaca yang ingin mengenal dan bersahabat dengan masyarakat Ono Niha. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki sifat dan karakter tersendiri sebagai makhluk sosial. Hal ini cenderung menjadi keunikan pribadi tersebut bisa saja dipengaruhi oleh berbagai faktor luar dirinya seperti lingkungan sosial; termasuk adat istiadat suatu adat istiadat juga memiliki dampak yang begitu besar dalam membentuk sifat seseorang selama memberlangsungkan kehidupan di Sifat dan KarakterSecara sederhana, sifat dapat didefinisikan sebagai ciri khas atau rupa dan keadaan yang melekat pada diri seorang individu. Sifat dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal diri manusia seperti pergaulan, pendidikan dan lain sebagainya, yang masih memungkinkan untuk bisa diubah. Sementara karakter, adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Sifat dan Karakter Orang Nias Sifat dan karakter ini adalah fenomena kehidupan sosial Nias sehari-hari, antara lain1. Mudah Bergaul Orang Nias biasanya mudah bergaul dengan orang-orang baru. Hal ini menandakan mereka tidak menutup diri untuk berteman dengan banyak orang tanpa membedakan status suku, agama, ras, antargolongan, warna kulit dan lainnya. Pergaulan yang dimaksudkan adalah pergaulan positif. Sementara untuk hal yang tidak baik, mereka cenderung menutup diri dan menghindar. Ono Niha. Licensed by M. Dhea Sonya Zend2. Mudah Memaafkan Secara umum, orang Nias dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang mudah memaafkan kesalahan orang lain. Hal ini populer dengan istilah "aya khöu wa'ebolo dödö". Artinya, kalungmu adalah kesabaran. Dengan kata lain, seseorang dianggap berjiwa besar jika ingin memaafkan orang lain atas suatu kesalahan yang telah karena itu, apabila pernah berbuat salah, jangan sungkan untuk meminta maaf. Sebab, itu lebih baik dan bernilai positif. 3. Toleran dan Suka DamaiOno Niha memiliki sifat toleran dengan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat. Misalnya, dalam hal perbedaan kepercayaan. Orang Nias tidak merasa terganggu dengan perbedaan kepercayaan antara satu dengan yang lain. Dalam kultur Nias, tidak menghargai/menghormati orang lain adalah perbuatan tidak terpuji dan dianggap sebagai seseorang yang tidak tahu aturan adat. Hal ini populer dengan istilah "Si lö mangila huku". Artinya, seseorang yang tidak tahu hukum/ Suka Bekerja Sama Sejak dahulu kala, masyarakat Nias selalu mewujudkan sifat kerja sama dalam gotong royong. Gotong royong pun hingga pada saat ini masih tetap dilaksanakan. Bahkan, dengan berkerjasama seperti ini, mereka biasanya tidak menuntut upah kerja hingga misi kerja ini populer dengan istilah "Aoha Noro Niluli Wahea, Aoha Noro Nilului Waoso". Artinya, Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. 5. Kukuh dalam persatuan SolidSesuai dengan aturan adat Nias, masyarakat wajib memiliki sifat yang kukuh dalam persatuan/ kebersamaan. Hal ini sangat jelas terlihat dalam melaksanakan suatu kegiatan yang membutuhkan banyak orang. Termasuk saat menghadapi kubu yang dianggap sebagai musuh pada masa lampau. Sifat ini masih juga terbawa-bawa hingga saat ini. Artinya, jika sesuatu terjadi dengan komunitasnya, mereka tidak akan meninggalkannya begitu saja sebelum mereka Rela Mati daripada Malu Bukan rahasia lagi jika orang Nias memiliki sifat khas yang populer dengan istilah "Sökhi Mate Moroi Na Aila". Artinya, lebih baik mati daripada malu. Tetapi, jangan salah paham dulu. Hal ini tidak terjadi pada semua aspek kehidupan mereka. Memang, hal ini didasari pada sistem adat Nias yang tegas; yang telah dicetuskan para leluhur sejak dahulu kala. Umumnya, sifat ini muncul ketika mereka merasa terancam atau berada di bawah tekanan secara terus-menerus dengan pihak tertentu yang tidak bisa ditolerir lagi. Meskipun demikian, ingatlah bahwa orang Nias juga bersifat mudah memaafkan. 7. Keras Kemauan Tak dapat disangkal bahwa umumnya orang Nias juga memiliki sifat keras kemauan. Kemauan yang dimaksudkan adalah keinginan yang kuat untuk mencapai atau memperoleh sesuatu yang telah dicita-citakan sebelumnya. Dengan sifat ini, mereka umumnya menjadi pekerja keras demi mencapai mengerjakan apa saja yang dianggap baik dan tidak melanggar hukum asalkan bisa berhasil di kemudian Sopan dalam Tindak Tutur Sesuai dengan sistem adat Nias secara keseluruhan yang ikut mempengaruhi sifat dan karakter masyarakatnya, terdapat satu perilaku yang biasanya ditradisikan dari generasi ke generasi adalah sopan dalam bertutur kata kepada orang kehidupan Ono Niha, biasanya mereka sangat menghormati orang yang lebih tua. Menyebut nama asli, apalagi dengan tujuan menghina dianggap sebagai perilaku yang tidak pantas/tidak beretiket. Inilah salah satu alasan mengapa masyarakat Nias lebih suka memanggil seseorang dengan nama gelar atau marga saja. Hal ini populer dengan istilah "Moroi Khömö Zumangemö". Artinya, dari dirimulah penghormatanmu/caramu menentukan orang lain memperlakukanmu. Apabila anda menghargai orang lain, mereka pun akan melakukan hal yang sama sebaliknya untuk Suka Menolong Orang Nias juga sama dengan masyarakat lainnya di dunia. Mereka suka memberikan pertolong kepada orang-orang yang membutuhkannya. Tidak berbatas pada hubungan kekeluargaan saja. Bahkan, mereka dapat menolong seseorang yang belum dikenal sama-sekali. Misalnya, pergi berwisata ke suatu tempat di wilayah Pulau Nias dan akhirnya tersesat ketika melintasi daerah yang jauh dari permukiman warga. Tak perlu takut. Apabila bertemu orang-orang yang sedang bekerja di kebun/ladang, anda dapat meminta pertolongan kepada mereka. Yang jelasnya, anda juga perlu memberitahu siapa anda dan bagaimana bisa sampai pada alamat yang tidak tepat. Yakinlah, orang Nias tidak sejahat yang diironiskan oleh banyak orang tidak bertanggung jawab. Tahu, tidak? Sistem kehidupan orang Nias menganut paham "Fatalifusöta". Artinya, Persaudaraan. Semua orang yang mereka tahu baik dan tidak membahayakan akan dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka sendiri. Ini berlaku untuk semua orang, baik saudara, bukan saudara, kenal atau belum Protektif Salah satu sifat unik lainnya yaitu protektif. Tidak dapat disangkal jika sifat ini umumnya dimiliki oleh orang Nias. Protektif yang dimaksudkan di sini adalah "bersifat melindungi". Umumnya, sifat ini sangat terlihat jelas pada orangtua yang telah memiliki buah hati. Selain untuk anak laki-laki, mereka juga sangat protektif terhadap pergaulan anak perempuannya. Umumnya, mereka tidak rela membiarkan buah hati mereka hidup sendiri tanpa perhatian dari orang tua. Dalam kulturnya, fakta unik perempuan Nias juga telah dijabarkan lebih jelas. Di sana, anda bisa mengenal bagaimana perempuan di Nias diperlakukan secara terhormat. Perempuan Nias - Licensed by Dhea SonyaPerlu diketahui juga bahwa ini tidak berarti orang Nias tidak percaya kepada anak-anaknya. Mereka pun memberikan kebebasan untuk mencapai cita-cita dalam dunia pendidikan di mana pun mereka inginkan. Tetapi, khusus untuk pergaulan, semuanya dalam batas wajar yang dianggap Sayang Keluarga Sifat orang Nias lainnya yaitu "Sayang dengan keluarga". Seperti masyarakat lainnya, orang Nias juga sangat menyayangi keluarganya. Mereka biasanya saling dukung mendukung dalam menyukseskan suatu hal dalam itu, anak-anak juga biasanya suka membantu orang tuanya bekerja untuk mencari nafkah selain Berdasarkan pada beberapa sifat masyarakat Nias pada umumnya, mulai dari sifat yang mudah bergaul, mudah memaafkan, toleran dan suka damai, suka bekerja sama, rela mati daripada malu, keras kemauan, sopan dalam tindak tutur, suka menolong, protektif hingga sayang keluarga adalah keunikan orang Nias, Ono demikian, anda tak perlu enggan bergaul dengan masyarakatnya. Kita semua sama, yang penting kita saling menghormati sesama dan berlaku baik. Untuk itu, artikel ini diharapkan dapat membantu anda mengenal lebih jauh tentang Nias dan dapat dipergunakan sebagai rujukan terkait hal yang positif. AlQuran menyebut bahwa manusia itu akan diuji dengan perasaan gelisah, orang-orang yang beriman akan tetap percaya kalau Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu bersamanya sehingga perasaan galau dan gelisah dapat teratasi. Kepasrahan mereka menerima takdir Allah Swt, membuat jiwa lebih sabar dan tenteram dalam menghadapi cobaan kerasnya kehidupan.
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kemudian bagi siapa saja yang melanggar hukum tersebut akan di kenakan sanksi sesuai dengan apa yang dilakukannya, bahkan ada sanksi yang sampai kepada kematian. Suku Nias mengenal sistem kasta 12 tingkatan kasta. Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah Balugu. Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari. telah memberi. Ada 3 jenis pesta dari berbagai varian yang sedemikian banyak sebanyak jumlah desa yang ada! integrasi individu ke dalam komunitas lahir, menikah, meninggal, naiknya status sosial, pesta antar desa seketurunan untuk menghormat leluhur, dan fondrakö yaitu perayaan peneguhan norma-norma adat yang dirayakan 7 tahun sekali. Pesta yang pertamalah yang paling meriah dirayakan, paling banyak babi yang dimasak. Pada perayaan naiknya status seseorang batu-batu megalith dibuat dan ditegakkan di halaman rumah balugu sebagai tanda dari status sosialnya. Tanpa adanya pesta, megalith tidak punya alasan untuk didirikan. 46 Umumnya pesta dilangsungkan dengan menari dan menyanyikan hoho. Menari adalah mencipta ruang. Dalam tindakan menari dan menyanyikan hoho itu tatanan semesta banua dipentaskan ulang. Semua anggota komunitas berpartisipasi dalam tarian sesuai peran dan kedudukan dia di dalamnya. Desa dan anggotanya pada peristiwa itu sungguh-sungguh menjadi banua, karena istilah banua itu sendiri selain bermakna langit, semesta, juga desa dan orang-orangnya. Di dalam peristiwa menari dan menyanyi ini dibagikanlah commune dan diteguhkan kisah penciptaan dan harapan yang hendak dicapai di depan. Menari adalah awal dan akhir dunia. Di suku ono Niha suku Nias kepatuhan terhadap adat-istiadat itu adalah merupakan salah satu beban tugas yang harus ditaati agar dapat menggapai apa yang disebut dengan fahasara dödö persatuan. Sebab dengan tidak adanya fahasara dödö persatuan maka akan timbullah yang disebut siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Itulah sebabnya ono niha takit melawan atau melanggar setian peraturan fondrakhö yang berlaku dan yang sudah diatur di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat Nias mempercayai bahwa apa yang diamanahkan oleh leluhur itu adalah “Hukum” dan barang siapa yang melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berat atau kutukan dari arwah leluhur yang mengakibatkan hidup diatas dunia ini tidak bahagia, tidak aman serta dilanda oleh kesengsaraan hidup sampai ke anak cucu. Amaedola pepatah Nias mengatakak afatö gahe zanaö, aköi döla hulu zanuri arö yang artinya patah kaki yang melanggar hukum dan bengkok punggung yang menyeruaknya. Masyarakat Nias yang memiliki hukum adat-istiadat pada umumnya dapat kita ketahui dengan mengamatinya secara sederhana sekali berdasarkan pada 47 - Selalu mempercayai segala yang diamanahkan oleh orang tua atau leluhur agar tidak terkena kutukan. - Tetap mematuhi semua amanah leluhur baik dalam segi kehidupan sehari-hari baik dari segi persatuan, kesatuan, dan alam sekitar terlebih di dalam keluarganya. - Seluruh warga mengetahui bahwa yang lebih berkuasa adalah yang disebut sobawi dewa yang dapat memberikan kebahagiaan dah dapat memberikan kesengsaraan dan kesusahan juga bagi setiap orang yang tidak mematuhi aturan yang digariskan oleh leluhur. - Tetap memelihara dan menyambungkan semua amanah itu kepada anaknya sampai kepada cucu-cunya. -. Menyadari bahwa adat dan hukumnya itu adalah satu sumber pengaturan kehidupan agar tenteram, damai dan bahagia serta dapat mempersatukan warga dalam wadah yang baik. Contoh seseorang yang memandang remeh, tidak menghormati, tidak menghormati orang tuanya, pamannya, mertuanya, tidak mengasihi istri dan anak- anaknya, tidak sopan santun dalam berbicara, maka dalam adat istiadat Nias ini tindakan ini disebut dengan silo mangila huku tidak tahu adat. Akibat dari perbuatannya ini, maka dia, keluarganya dan keturunanya akan mendapatkan hukuman baik dari dewa dan roh leluhur. Masyarakat Nias juga mengenal filsafat hidup, salah satu filsafah hidup orang Nias adalah seperti buah ilalang di tengah buah tanaman padi, kelihatan buah kebohongan dibawa angin dan kelihatan buah kebenaran dapat dinikmati atau dipanen. Dalam bahasa Nias hulo mbua go’o, bagotalua mbua wakhe, Oroma zowua faya i’ohe angi, ba oroma zowua sindruhu tola mubasi. 48 Kemudian filsafat rumput ilalang di tengah tanaman padi sebagai pesan khusus kepada pilar Nias. Rumput ilalang sangat dibenci oleh petani karena sangat membahayakan dan merusak tanaman padi. Menanam padi secara musiman di ladang area tanah keras bukan sawah area tanah datar yang berair memiliki banyak kelemahan yaitu selalu mudah ditumbuhi oleh ilalang dan jenis tanaman rumput lainnya. Rumput ilalang tumbuh diantara padi dan sulit sekali dideteksi karena jenis daunnya hampir sama. Lebih hebatnya lagi, ilalang bisa menyesuaikan diri dengan tingkat kehijauan daun padi. Rumput ilalang sangat kuat dalam memperebutkan makanan dari tanah, justru ilalang kelihatan lebih subur dan kadang daunnya menghalangi daun padi. Rumput ilalang merusak padi dan membuatnya menjadi tidak menghasilkan buah yang maksimal. Cerita di atas mengungkap Filsafat Nias dalam pepatah yang jarang diungkapkan sekarang ini, yaitu Ada juga filsafat hidup hulo mbua go’o, bagotalua mbua wakhe, oroma zowua faya i’ohe angi, ba oroma zowua sindruhu tola mubasi. Artinya, seperti buah ilalang di tengah buah tanaman padi, kelihatan buah kebohongan dibawa angin dan kelihatan buah kebenaran dapat dinikmati atau dipanen. Sekalipun rumput ilalang berusaha menyembunyikan diri dari komunitas tanaman padi, namun pada akhirnya mereka pasti tertangkap dari hasil kerja yang mereka buahi. Akhir dari semuanya itu adalah “buah” yang langsung kelihatan mana yang benar dan mana yang penuh dengan kefasikan. Sekalipun rumput ilalang mengubah wajahnya, berusaha seakan-akan seperti padi yang baik hati, namun suatu hari dia tertangkap dalam “hasil kerja yang dibuahkannya.” Apa misinya rumput ilalang? Menumpang hidup, artinya rumput ilalang di mana-mana akan berusaha menumpang hidup dilahan yang baru disiapkan untuk 49 Tanaman Padi. Misi yang pertama ini sudah ketahuan bahwa pemikirannya hanya bersifat short term. Sangat bersifat pendek dan sesaat. Sifat inilah yang sangat membahayakan organisasi di manapun, ada orang-orang yang berpikir pendek memakai kata “mumpung ada kesempatan.” Akibatnya aboto mbanua karena ilalang kelihatannya persis tanaman padi, mukanya sangat polos seakan-akan buahnya kelak sama dengan buahnya padi, semua orang dilingkungannya menganggap dia saudara, sahabat, dan mitra yang baik. Hati sebagian tanaman padi menjadi condong kepadanya, karena belas kasihan namun akan diuji oleh waktu bahwa ketika tiba saatnya akan kelihatan siapa yang akan memberi hasil yang baik dan siapa yang hanya memberi buah kosong, ada penyesalan namun sudah terlambat. Akibat lainnya jika petani sang pengelola ladang terlambat mendeteksi rumput ilalang dalam ladang itu, maka rumput ilalang sangat cepat sekali menyebar ke seluruh areal ladang. Padi pun menjadi kurus kering dan mati, hidupnya terancam akhirnya jika bertahan hidup, sekalipun tentu tidak menghasilkan buah yang maksimal, pasti hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Apa yang harus di lakukan? Cabut rumput ilalang sampai keakar-akarnya dan buang ke bara api untuk dibakar sampai jadi debu. Jangan ada belas kasihan padanya, karena dia dilahirkan sebagai perusak. Tidak akan mungkin dia menghasilkan buah padi sampai kapan pun. Rumput ilalang tetap menghasilkan buah ilalang. Di manapun ilalang tumbuh dia adalah trouble maker, samoto banua, dan pembuat penderitaan bagi tanaman padi. Hal ini prinsip para petani yang baik di manapun di muka bumi ini, bahwa rumput ilalang tidak menguntungkan dan tidak diharapkan kelahirannya di dalam 50 ladang yang telah disiapkan untuk kehidupan dan peradaban manusia. Itulah arti dari apa yang saya sampaikan bahwa kita harus mengabdikan diri bagi kemanusiaan, mendatangkan kebaikan dan mampu mebedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika kita memisahkan rumput ilalang dari tanaman padi harus benar-benar super hati-hati, supaya tanaman padi lainnya jangan ikut tercabut dan turut terbawa ke bara api yang mematikan itu. Namun segala sesuatu ada resikonya. Saudara, kita membutuhkan profesionalisme yang tinggi meminimalis resiko apapun. Namun ada harga yang harus dibayar jika memang demikian keadaanya di lapangan. Sekalipun beresiko besar bagi tanaman padi yang akan turut tercabut posisinya karena ketika sang ilalang dicabut dengan tangan yang kokoh, yang mengakibatkan tanaman padi dilingkungannya turut tercabut. Itu adalah resiko dan harga yang harus dibayar dalam menyelamatkan ladang padi yang lebih besar yang telah disiapkan untuk menghasilkan padi demi keluhuran manusia dan demi kebaikan kita bersama. Filsafat buah ilalang, padi, dan ladang ini, sangat dipegang teguh oleh masyarakat Nias hingga hari ini. Inti dari filsafat hidup ini adalah jangan mengganggu orang lain, hiduplah untuk kebijakan dan bermanfaat bagi orang lain. Kesenian Kesenian masyarakat Nias meliputi seni musik, seni lukis, tari, seni kerajinan, seni pahat seperti memahat patung. Nias memiliki budaya yang sangat menarik. Lompat batu hombo batu merupakan salah satu contoh budaya yang paling terkenal dan unik, di mana seorang pria melompat di atas sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Lompatan itu untuk menunjukkan 51 kedewasaan seorang pria, para pengunjung dapat menyaksikan lompat batu tersebut di Desa Bawomatolua, Hilisimaetano, atau di desa-desa sekitarnya. Lompat batu dilakukan untuk menunjukkan kedewasaan seorang pria. Walaupun hal ini sangat berbahaya tetapi menjadi sebuah olahraga yang menyenangkan serta menjadi daya tarik pariwisata di pulau Nias. Gambar 4 Atraksi Lompat Batu Nias Tarian perang tradisional Nias juga sangat menarik tetapi jangan takut karena tarian ini bukan untuk menunjukkan perang yang sebenarnya. Para penari mengenakan pakaian tradiional, pakaian yang terbuat dari sabut ijuk dan serat kulit kayu dan kepala mereka dihiasi dengan bulu burung. Dengan tangannya mereka membawa tombak dan perisai. 52 Gambar 5 tari perang Di dalam kebudayaan Nias, tarian tradisional merupakan hal penting dan masih ada sampai sekarang, contohnya adalah sebagai berikut. 1. Maluaya tari perang, terdapat diseluruh daerah Nias. Di bahagian utara namanya Baluse. Tarian tersebut ditarikan minimal 12 orang pria, dan bila lebih maka akan lebih baik. Pada umumnya lebih 100 orang, gerakannya sangat kuat. Maluaya ini di Pulau-pulau Batu berbeda dengan daerah Nias lainnya, di Pulau-pulau Batu para wanita juga turut menari. Para wanita menari dengan langkah kecil yang lemah gemulai. Tarian Maluaya ditarikan pada upacara pernikahan untuk masyarakat kelas atas, penguburan, dan pesta untuk menyambut pendatang baru. 2. Maena adalah sebuah tarian khas dari Nias Utara yang ditarikan oleh wanita dan pria, biasanya ditarikan pada uapacara pernikahan. 3. Forgaile adalah sebuah tarian khas Nias Selatan yang ditarikan oleh wanita untuk mengekspresikan rasa hormat dan untuk menyambut tamu khusus dan memberikan mereka sirih tradisional. Di bagian Utara dinamakan Mogaele dan dapat ditarikan oleh wanita dan pria. 53 4. Foere adalah tarian yang menampilkan lebih dari 12 penari wanita, diiringi dengan seorang penyanyi. Tarian ini merupakan bentuk dari penyembahan untuk berakhirnya kematian dan bencana. 5. Fanarimoyo tarian perang adalah sebuah tarian yang ditarikan di Nias Selatan dan Utara oleh 20 penari wanita. Kadang-kadang di dalam lingkaran ditarikan oleh penari pria. Di bagian utara tarian ini dinamakan Moyo. Tarian ini dimulai dengan gerakan seperti elang terbang dan ditampilkan untuk acara hiburan. Tarian ini menggambarkan seorang gadis yang harus menikahi pria yang tidak dicintainya. Dia berdoa supaya menjadi seekor elang yang dapat terbang. 6. Foluaufaulu adalah upacara yang manandakan kedudukan status seseorang pada zaman megalitikum. Dalam upacara ini ditarikan kedua tarian Maluaya dan Foere. 7. Famadaya Hasijimate Siulu adalah sebuah upacara pemakaman bagi keturunan raja di Nias Selatan. Di dalam upacara ini, tarian Maluaya ditarikan dibawah pimpinan desa Shaman, peti mati diukir dari batang kayu pohon dan ukiran kepalanya dihiasi dengan sebuah batang kayu untuk memperlihatkan dasarnya setelah itu zenajah tersebut dikuburkan. 8. Mandau Lumelume adalah sebuah tarian dengan tujuan untuk memanggil roh. Tarian ini hanya ada di Pulau-pulau Batu. 9. Manaho adalah tarian yang ditarikan pada acra pernikahan dan untuk menyambut tamu penting. Penari wanita berjejer didepan dan penari pria yang berada disamping melakukan gerakan yang mirip dengan tarian perang. Karena tarian ini sangat mahal biasanya masyarakat kelas 54 bawah menarikan tarian Boli-boli. Tarian ini ditarikan didalam gedung, dengan tujuan agar tamu tidak erasa bosan. Tarian ini hanya ada di Pulau-pulau Batu. 10. Tari Tuwu adalah tarian yang menampilkan seorang penari wanita/pria diatas sebuah meja batu, dengan tujuan untuk menghormati para pemimpin. 11. Fadabu adalah sebuah upacara untuk mempertunjukkan kekebalan seseorang. Sebuah pertunjukkan yang menikam dirinya sendiri dengan benda tajam. Di dalam bahasa Indonesia namanya dabus dan banyak dijumpai di Indonesia seperti di Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta, Banten, kawasan-kawasan budaya Melayu, dan lain-lainnya. 12. Silat Nias adalah sebuah bentuk seni perang tradisional yang lebih menekankan kepada sisi seninya daripada sisi perangnya. Masyarakat Aceh dan Pesisir memperkenalkn tarian ini ke Nias. Ada banyak jenis nama-nama tarian ini Starla, Aleale, Sangorofafa, Famosioshi, dan lain-lainnya. 13. Fatabo adalah sebuah peristiwa unik di Pulau-pulau Batu. Fatabo walaupun berunsur tari, namun bukan sebuah tarian, hanya sebuah cara untuk menangkap ikan diair yang dangkal. Dua baris orang yang masing-masing di bawah pimpinan, berjalan meninggalkan air tersebut dan membawa sebuah kotak. Pemimpin tersebut meminta agar dibuat suara keras dan memukul air tersebut dengan tongkat, kemudian mereka berjalan di atas tanah, menyembunyikan kotak tersebut, dan menyimpan ikan tersebut di antara mereka dan pantai. Di pantai lain barisan pria bergerak melemparkan jaringan untuk menangkap ikan. Keseluruhan 55 peristiwa ini adalah sebuah nilai seni yang mempunyai irama musik dan keributan. Fatabo sangat populer di Pulau Sigata, Desa Wawa, dan Tanah Masa. Sekarang sangat jarang dijumpai di Nias. 14. Tari Ya’ahowu merupakan sebuah tari kreasi baru yang biasanya di pertunjukan pada acara penyambutan tamu adat, pesta-pesta adat seperti pernikahan, penyambutan tamu pemerintahan atau daerah. Tarian ini merupakan tari kreasi baru dan sudah disahkan menjadi salah satu tarian kesenian Nias. Dan tarian ini selalu di pertunjukan setiap kali ada penyambutan tamu di pulau Nias Masyarakat Nias juga mengenal beberapa tradisi musik antara lain yaitu tradisi seni suara yang dilakukan bersama sikola manuno, nyanyian perorangan, dan hoho nyanyian adat. Sikola manuno merupakan suatu koor baik dalam kelompok gereja untuk memuliakan kebesaran atau pujian sinuo fano bu’o atau lagu perkawinan dikala seorang calon mempelai laki-laki menawara, jujuran fanuo bawango walu, lagu kematian sebagai ratapan bela sungkawa bawa abu dodo, lagu mars, pemberi semangat berperang sinuno wanuwo dan lagu anak-anak sinuno nda ono. Salah contoh lagu dari Nias adalah Hoho Hilinawalö-Fau. Alat musik pukul, gesek, tiup dan petik juga terdapat di Nias. Alat-alat musik tersebut dibunyikan pada saat pesta. Pada upacara kebesaran, pesta perkawinan dan kematian, aramba gong, faritia canang, dan göndra gendang, fondrahi atau tutu tambur dibunyikan berhari-hari sebelum pesta berlangsung agar masyarakat dan desa tetangga mendengarnya. Alat musik lagia, ndruri, doli-doli, dan surune sering dibunyikan oleh masyarakat pada saat mereka sedang santai, kesepian, atau sedih agar mereka dapat terhibur. 56 Di Nias Selatan, selain pada upacara kebesaran fa’ulu, pada upacara kematian seorang bangsawan yang dihormati, gong dan gendang juga dibunyikan. Sementara pada upacara pemujaan dewa-dewa, para pemuka agama kuno ere selalu membunyikan fondrahi sambil mengucapkan mantra-mantra tertentu dalam bentuk syair atau pantun hoho. Di bawah ini adalah berbaga jenis alat-alat musik tradisional yang sering di pakai oleh masyarakat nias dalam berbagai acara kebudayaan 1. Gendang, gendang dalam bahasa daerah nias sering di sebut dengan göndra, di dalam bahasa Inggris di sebut dengan drum, dan dalam bahasa Indonesia disebut dengan gendang. Alat musik göndra gendang ini berasal dari Orahili-Ulunoyo, Nias Tengah. Terbuat dari batang pohon besar yang bulat yang telah dikeruk bagian dalamnya, hingga tembus sampai ke ujung sebelah. Kemudian, kedua sisinya diregangi dengan kulit kambing, diikat dengan rotan di sekeliling pinggirnya. Dipergunakan pada upacara besar owasa, pesta pernikahan, dan sebagainya. 57 Gambar 6 Göndra Gendang Besar 2. Gong dalam bahasa Nias disebut dengan aramba, dalam bahasa Inggris di sebut dengan Gong, sama seperti dalam bahasa Indonesia. Gong ini berasal dari Desa Hilimbuasi, Nias Tengah. Terbuat dari bahan kuningan. Dan biasanya dibunyikan dengan cara memukul gong dengan sebuah kayu yang dililit dengan kain yang tebal. Dipergunakan pada saat ada upacara besar owasa, pesta pernikahan dsb. Tinggi 13,5 cm, tebal 0,5 cm, dengan diameter 44 cm. 58 Gambar 7 Aramba Gong 3. Canang/faritia. Canang dalam bahasa nias sering di sebut dengan faritia. Sedangkan dalam bahasa Inggris-nya disebut juga dengan fong. Faritia ini berasal dari Teluk Dalam. Faritia ini merupakan alat musik yang jenisnya hampir sama dengan bentuk dari pada gong. Faritia ini terbuat dari bahan kuningan. Alat musik ini dimainkan dengan memukul faritia tersebut dengan menggunakan sepotong kayu kecil. Faritia ini dipergunakan pada saat ada upacara besar owasa, pesta pernikahan, dan sebagainya. Tinggi 8,5, cm, tebal 0,4 cm, dengan diameter 26 cm. 59 Gambar 8 Faritia 4. Lagia ini merupakan sebuah alat music gesek yang berasal dari desa Orahili-Ulunoyo .Alat musik ini Memiliki panjang 25,2 cm, tinggi 96 cm, tebalnya 1,3 cm dengan diameter 14,8cm. Alat musik ini dulu sering diikutsertakan dalam acara-acara pada zaman sekarang alat musik ini jarang sekali digunakan dalam acara atau pesta-pesta adat. 60 Gambar 9 Lagia Orang Nias juga mengenal seni rupa yang termasuk di dalamnya seni lukis, seni ornamentasi, seni arsitektur tradisional, seni kerajinan, seni patung, dan lain-lainnya. Masyarakat Nias juga mengenal seni patung dan kerajinan angan. Kedua kegiatan ini dilakukan umumnya mengambil tempat di mbele-mbele atau emper depan rumah adat. Kegiatan ornamen, untuk mengisi bagian penting rumah, sebagai pencerminan penghormatan kepada nenek moyang. Pada megalith tersebut dipahat berbagai ukiran sehingga menjadi ornamen yang merupakan simbol-simbol. Contoh dari seni patung itu antara lain, seperti pembuatan patung nadu yang menjadi simbol kekuasan, patung yang menjadi simbol marga, dan lain-lain. 61 Gambar 10 62 Nias memiliki rumah adat yang sangat menarik. Rumah tradisional yang tertua dan terluas yang dinamakan Omo Sebua, yang merupakan rumah asli dan suku yang suka perang terdapat di dea Bawomatulou atau “Sunhill”. Rumah ini tingginya mencapai 22 m dan beberapa tiangnya lebih tebal dari 1 m. Rumah ini masih dimiliki dan ditempati oleh keluarga kerajaan. Gambar 11 Omo Sebua 63 Arsitektur dari bangunan ini bagus sekali, mempunyai ukuran dinding yang menarik untuk menghormati upacara pesta yang terkenal dan hiasan perabotnya, seperti meja dan kursi beratnya masing-masing mencapai 18 ton. 64 BAB III DESKRIPSI PERTUNJUKAN SINUNỎPADA
OrangNias percaya bahwa "cinta" orang yang sudah meninggal itu tidak dibutuhkan lagi, sebab kasih sayang mereka itu menimbulkan maut bagi yang masih hidup.[23] Orang yang sudah meninggal menyayangi dengan mengambil apa yang mereka sayangi. Artinya membuat yang dia sayangi itu meninggal. Hal ini juga dibenarkan oleh Pastor Ote.
Apa itu naif? Ciri-ciri orang naif Cara mengatasi sifat naif yang negatif Terlalu mudah mempercayai orang lain tanpa mengetahui informasi sebenarnya di baliknya. Mungkin, hal itu yang bisa mendeskripsikan naif secara dasarnya, naif adalah salah satu karakter manusia yang terbilang lugu. Namun, tidak jarang juga banyak pendapat negatif mengenai sifat naif. Memangnya, apa saja ciri-ciri orang naif, ya?Apakah hanya orang yang bersifat polos saja? Nyatanya, ciri-ciri orang naif ini sangat beragam, lho. Mungkin, kamu pernah menemukan orang berciri-ciri ini di kamu semakin paham, cari tahu mulai dari pengertian serta ciri-ciri orang naif, yuk!Apa itu naif?Jadi sebenarnya, apa itu naif? Menurut Cambridge Dictionary, naif adalah sifat terlalu percaya bahwa seseorang mengatakan sesuatu secara jujur. Terlalu percaya jika niat orang tersebut cukup baik, dan menganggap jika kehidupan ini sangatlah sifat naif ini cukup berbeda dengan polos, ya. Pada dasarnya, sifat polos biasanya dimiliki oleh anak kecil yang belum terlalu mengerti akan kejahatan yang ada di umum, sifat polos ini dimiliki karena anak tersebut belum memiliki banyak pengalaman untuk bertemu banyak orang dari latar belakang naif sendiri lebih kepada karakteristik seseorang yang sudah cukup dewasa, namun terlalu percaya kepada orang lain dan tidak berpikir jika orang lain bisa saja orang yang naif tidak menyadari atau memperhatikan reaksi orang lain terhadap tindakannya. Ia akan langsung percaya akan omongan lawan bicaranya begitu naifCukup mirip dengan sifat polos, ada beberapa perbedaan dalam ciri-ciri orang naif yang bisa kamu ketahui, Terlalu mudah percaya dengan orang lainCiri-ciri orang naif pertama adalah terlalu mudah percaya dengan orang lain. Jika kamu selalu memercayai orang lain yang berkata apapun, lalu menyetujuinya, atau membantunya dengan mudah, sifat tersebut bisa dikatakan naif, pada dasarnya, tidak semua orang memiliki niat yang baik. Maka dari itu, saat berkomunikasi dengan orang lain, usahakanlah untuk mencari tahu fakta atau kebenaran dari perkataannya dahulu sebelum bertindak lebih lanjut untuk Terlalu mudah ditipuNah, ciri-ciri orang naif juga terlalu mudah ditipu, nih. Berawal dari mempercayai perkataan orang lain, lalu kamu akan ikut terjun membantu masalah yang dihadapi orang membantu masalah orang lain bukanlah sifat yang buruk. Namun, kamu bisa saja ditipu oleh masalah-masalah tersebut yang dibuat orang yang naif bisa mempercayai informasi dengan mudah dan langsung berpikir jika informasi tersebut adalah Mudah dimanfaatkan orang lainKarena mudah percaya dan ditipu, itulah mengapa orang naif juga menjadi mudah dimanfaatkan orang lain yang mengetahui sifat naif-mu, akan lebih sering memanfaatkan kebaikanmu untuk keuntungan mereka Ketergantungan kepada orang lainMerasa ketergantungan kepada orang lain juga merupakan ciri-ciri orang naif, lho. Orang yang naif biasanya lebih memilih untuk membiarkan dirinya dimanfaatkan orang lain karena takut kehilangan dukungan dari orang-orang Tidak ingin keluar dari zona nyamanMerasa bahagia di situasi saat ini dan tidak ingin keluar dari zona nyaman? Nyatanya, sifat tersebut bisa dibilang sebagai ciri-ciri orang yang berada di zona nyaman bisa menjadi penghambat pertumbuhan seseorang. Dari situ, seseorang tidak bisa mendapatkan pengalaman baru dalam hal mengatasi sifat naif yang negatifcara mengatasi sifat naif yang negatifBerdasarkan ciri-ciri orang naif di atas, bisa dikatakan jika sifat tersebut tidaklah merugikan orang lain. Namun, ciri-ciri orang naif tersebut malah merugikan diri dari itu, jika kamu merasakan beberapa sifat di atas terlihat mirip denganmu, lebih baik diatasi, ya. Tujuannya, tentu agar kamu tidak merugikan diri cara mengatasi sifat naif yang negatif bisa dicoba melalui beberapa cara di bawah iniCoba bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-bedaOrang naif sering disebut tidak memiliki banyak pengalaman. Maka dari itu, kamu bisa mengatasinya dengan cara mulai bertemu orang-orang di luar untuk membangun hubungan baik dengan orang dari latar belakang yang berbeda-beda. Dengan begitu, pandanganmu akan dunia bisa menjadi lebih Keluar dari zona nyamanDi atas, telah disebutkan bahwa salah satu ciri-ciri orang naif adalah terlalu nyaman dan tidak ingin keluar dari zona solusi yang bisa dicoba untuk mengatasinya tentu saja dengan keluar dari zona nyaman. Jika kamu melakukan hal-hal baru, kamu akan menemukan berbagai peluang menarik di luar itu, pandanganmu terhadap suatu hal pun akan menjadi lebih beragam, tidak selalu Jangan mudah tertipuCiri-ciri orang naif memang dikenal mudah tertipu. Maka dari itu, usahakanlah untuk tidak mudah percaya atau tertipu akan omongan orang kamu mendapatkan sebuah informasi dari orang lain, pastikan untuk mencari tahu kebenaran dari informasi tersebut Berpikir panjang sebelum melakukan sesuatuNah, kamu juga harus mulai melatih diri untuk berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu, kamu bertindak untuk membantu, pastikan jika informasi tersebut memiliki banyak bukti intinya, orang yang naif ini justru merugikan dirinya sendiri karena ia terlalu membuka diri kepada orang ini berujung kepada orang lain yang akan memanfaatkan kebaikannya secara cuma-cuma. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk belajar mengenali diri sendiri dan orang di sekitarmu, takut untuk memulai sesuatu yang baru juga. Sebab, hidup akan selalu diwarnai dengan banyak hal-hal baru yang bisa dipelajari.
sUUq.
  • 3qn54h63m6.pages.dev/60
  • 3qn54h63m6.pages.dev/475
  • 3qn54h63m6.pages.dev/497
  • 3qn54h63m6.pages.dev/353
  • 3qn54h63m6.pages.dev/479
  • 3qn54h63m6.pages.dev/126
  • 3qn54h63m6.pages.dev/226
  • 3qn54h63m6.pages.dev/358
  • sifat buruk orang nias