Kolposkopi biasanya dianjurkan jika tes Pap smear biasa menunjukkan hasil abnormal. * LLETZ: Prosedur dimana loop kawat dengan arus listrik digunakan untuk menghilangkan sel abnormal di serviks * Histerektomi Wertheim: Prosedur pembedahan untuk kanker serviks dimana semua atau bagian rahim, jaringan ikat dan kelenjar getah beningnya, saluran
Hasil Pemeriksaan Pap Smear: Tentu kita mengharapkan hasil pemeriksaan laboratorium yang baik. Tapi bila hasil pemeriksaan pap smear abnormal, dokter akan mengambil tindakan tertentu untuk mengatasi masalah yang ada.
Nah, kalian tidak perlu untuk mengerjakan pemeriksaan HPV, kecuali jika hasil tes Pap smear sudah menunjukkan keabnormalan. 3. Usia 30 tahun ke atas. Bagi kalian yang sudah berusia 30 tahun ke atas, maka sangat disarankan untuk menjalani pap smear setiap lima tahun sekali berbarengan dengan menjalani tes HPV sampai usia 65 tahun.
Adapun interpretasi dari hasil pemeriksaan Pap smear terdiri dari 5 kelas, yaitu: · Kelas 1, yakni hasil normal. Tidak ditemukan sel abnormal. · Kelas 2, yakni tidak ada bukti sel kanker. · Kelas 3 , yakni ditemukanadanya sel yang mengesankan, namun bukan sel kanker. · Kelas 4, yakni ditemukan adanya sel yang mencurigakan ke arah sel kanker.
Tes Pap Smear adalah tes skrining untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebabkan suatu gejala tertentu, dan ini bukanlah tes diagnostik. Hasil tes ini juga memberikan gambaran untuk mengetahui apakah kanker atau pra-kanker benar-benar ada. Tes yang digunakan meliputi kolposkopi (dengan biopi
Tes Pap Smear adalah tes skrining untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebabkan suatu gejala tertentu, dan ini bukanlah tes diagnostik. Hasil tes ini juga memberikan gambaran untuk mengetahui apakah kanker atau pra-kanker benar-benar ada. Tes yang digunakan meliputi kolposkopi
Membaca Hasil Pap Smear 1. Satisfactory for evaluation/unsatisfactory 2. Zona transformasi tampak atau tidak 3. Hasil bacaan (Sistem Bethesda 2014) Klasifikasi hasil tes pap: normal, inflamasi, ASC-US/ASC-H, AGC, L-SIL, H-SIL (memiliki algoritme tersendiri) 4. Co-testing (HPV-DNA dan sitologi) memiliki sensitivitas dan
Wanita berusia 30-65 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HPV DNA secara rutin setiap 5 tahun sekali, dikombinasikan dengan prosedur pap smear. Selain pada wanita dengan rentang usia tersebut, pemeriksaan HPV DNA juga dianjurkan pada wanita yang memiliki faktor risiko kanker serviks di bawah ini: